Sunday, June 12, 2011

ATHG

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 1:37:00 AM 0 komentar

Ya Alloh, jika ini memang hanya godaan, jauhkanlahhhh, tapi kalo bukan godaan, dekatkanlah...

Saturday, June 4, 2011

Phsychological Time

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:42:00 AM 0 komentar

Reblog dari blog friendster tanggal 8 Juni 2006, almost 5 years ago..^^

Ketika kita semua bicara tentang waktu, pasti kita semua mengacu pada hitungan detik, menit, jam, dst. 1 jam itu pasti terdiri dari 60 menit, 1 hari terdiri dari 24 jam. Well, sepengetahuan saya, itu disebut objective time.

Tapi, selain objective time, ada juga lho "waktu" yang laen, yaitu psychological time. kalo kita mengacu sama objective time, satu jam kita bermain ama temen, sama aja dengan satu jam belajar di kelas. tapi…suka ngerasa nggak sih, kalo satu jam maen ama teman, waktu cepet berlalu. tapi kalo satu jam aja, perasaan lama…banget. Yup…itu dia yang disebut psychological time.

Sebelumnya, maaf ya kalo analisis saya salah. soalnya saya bukan anak psikologi juga. Tapi dulu pengen banget kul di psikologi, tapi nggak jadi. Tapi…walopun saya gagal jd psikolog, boleh khan ngeanalisis tentang sesuatu hal^_^

Back to psychological time. Saya juga baru sadar kalo psychological time itu ada sewaktu nemuin kata-kata dari Albert Einstein di buku pelajaran. Observasinya itu gini bunyinya "When you spend two hours with a nice girl, you think it’s only a minute. But when you sit on a hot stove for a minute, you think it’s two hours."

Yup, setiap orang pasti setuju khan ama observasinya Einstein tsb? Saya yakin semua orang menganut paham yang sama, hehe.

Psychological time itu gw saya terjadi pada setiap orang. Contohnya nih, buat orang yang pacaran. Nggak ketemu sehari aja, kayaknya udah setaun, lebay :p. Psychological time bwt orang yang pacaran ini tersurat pula di kata-katanya John Dryden, yang bunyinya "Bagi orang yang mencintai, ketidakhadiran sebentar saja serasa berabad-abad."

Peribahasa Cina pun nggak ketinggalan ngebahas psychological time. Ada peribahasa cina kayak gini " Bagi orang sibuk, waktu lewat dengan sangat cepat." Yup…bener banget khan???? kalo qta sibuk, waktu kelewatin cepet…banget. tapi kalo qta lagi nggak ada kerjaan? dijamin bakalan ngerasa lama…banget. saya rasa peribahasa ini gak mungkin salah. lagian, Miguel de Carvantes juga bilang kalo "Peribahasa adalah kalimat pendek berdasarkan pengalaman panjang." So…sedikit kemungkinannya peribahasa tentang psychological time itu salah.

Pengamatan psychological time pun diungkapin ama Panin, yang bunyinya "Di masa muda hari-hari terasa pendek, sedangkan di masa tua hari-hari terasa panjang." Apa yg dikatain Panin ini saya pikir agak terkait dengan apa yg disebutin peribahasa cina ataupun observasi Einstein tadi. Ya iyalah, masa muda cenderung sibuk, sedangkan masa tua hal yang dilakukan cenderung sedikit.

Well, semuanya terserah sama diri kamu. Mau mengalami waktu yang terasa pendek atau waktu yang terasa panjang? Satu hal yang harus digarisbawahi, psychological time ini nggak berlaku mutlak bwt tiap orang. Satu hal yang udh nggak diraguin, semua manusia pasti menginginkan hal yang menyenangkan. Secara tidak langsung, mungkin kita lebih memilih psychological time yang pendek. oiya, inget juga sama kata-katanya Ralph Waldo Emerson yang bilang "Hidup ini tidak terlalu pendek, jadi kita memiliki banyak kesempatan berbuat baik. Tetapi hidup ini terlalu pendek untuk mementingkan diri sendiri." So…janganlah kita lupa untuk berbuat baik terhadap sesama, biar psychological time yang kita alami memberikan makna serta nggak membuat hidup kita menjadi terasa lebih pendek.

cheers =)

Perfectly Perfect

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:40:00 AM 2 komentar

Reblog notes facebook 3 Juli 2010

Terinspirasi ketika membuka FB beberapa hari yang lalu, ada salah satu notifikasi....

XXX likes your notes "Conditional Love"

saat itu, saya hanya tersenyum, dan saya hanya berpikir "Oh, masih ada juga ternyata yang menyukai tulisan saya, padahal notes itu kan udah lama juga"

kemudian, berlanjut ketika malam hari saya terlibat chatting di yahoo messenger dengan si xxx yang telah membuat FB saya mengeluarkan notifikasi...

xxx : "Chit, kalo kamu bikin notes lagi, tag-in saya yaaaaa"
saya: "oke deeeeeh"

gara-gara kejadian ituuuu, jadi pengen nulis lagiiiii :)

Flashback yuuuu ke sekitar tahun 1997, 1998, ampei 1999an, kalo ga salah, zaman-zaman itu lagi banyak banget sinetron-sinetron Indonesia yang merupakan adaptasi dari novel penulis lokal, diantaranya:
1. Sinetron Karmila, adaptasi dari novel Marga T, dengan judul Karmila.
2. Sinetron Jangan Ucapkan Cinta, adaptasi dari novel Mira W, dengan judul Jangan Ucapkan Cinta pula.
3. Sinetron Ketika Cinta Harus Memilih, adaptasi dari novel Mira W, dengan judul Ketika Cinta Harus Memilih.
4. Sinetron Janji Hati, adaptasi dari dua novel Mira W, dengan judul Deviasi dan Delusi.
5. Dan banyak lagiiiii, saya lupa dan tidak hapal semua... :)

Tapi dari list-list di atas, edan juga ya, saya masih hapal juga, menandakan bahwa ingatan saya kuat, hihi, dan menandakan bahwa pada saat SD saya merupakan penggemar sinetron...hahaha...
Dan saya ingat, saya memakai novel nomor 3 untuk tugas Bahasa Indonesia pada saat kelas 3 SMP untuk tugas membuat resensi novel :)
Tapi, ada satu sinetron hasil adaptasi novel yang sangat saya sukai, judul sinetron itu adalah Cinta Dara Kembar, adaptasi dari novel Mira W, dengan judul Jangan Pergi, Lara. Sinetron tersebut tayang setiap Sabtu malam, pemerannya itu Fitri Handayani, Adjie Pangestu, Sandy Nayoan, saya tidak pernah absen menonton, hihihihi, abis rame :D Sinetronnya sedih, lucu juga, tapi banyak hikmah yang bisa saya ambil (gaya bener anak SD bisa berpikiran kayak gitu, haha...)
Singkat kata, snetron pun berjalan, dan tamat deh dengan segala kepiluannya, huhu...
waktu pun berlalu sampei berganti tahun demi tahun...

Suatu saat, ketika tahun 2004, saya menonton film di bioskop, masih inget ko, judulnya "30 hari mencari cinta", hihihi... Udah nonton, saya menyempatkan untuk mengunjungi toko buku, dan, disitu saya liat, ada sebuah novel Mira W berjudul Jangan Pergi, Lara, dengan cover berwarna merah dan tulisan "edisi yang diperbaharui"

Saya langsung flashback inget sinetron itu...

But as always, time stops for a nanosecond and flies again :)

Real time back... :)
Saya langsung membeli novel itu, terus membacanya dan selesei hari itu juga...

Di novel tersebut, dikisahkan ada dua anak perempuan kembar, yang satu namanya Lara, mahasiswi fakultas kedokteran, digambarkan sebagai sosok yang penampilannya cerdas bebas, pinter, serba bisa, tegar, tidak mau dikasihani, blak-blak-an, sedangkan saudarinya, Lina, digambarkan sebagai pribadi yang anggun, feminin, cantik, rambutnya hitam, panjang, dan indah, bersuara merdu, dan masih sederet pujian lainnya, tapi dia mempunyai penyakit jantung sejak kecil sehingga Lina cenderung dimanja, dan keluarganya terutama Ibunya cenderung menomorduakan Lara.

Lara mempunyai pacar, yaitu dr. Adrian, tapi diem-diem Lina juga sebenernya suka sama dr. Adrian. Ibu Lara dan Lina, cenderung menginginkan dr. Adrian menikah dengan Lina, akhirnya dr. Adrian pun lebih memilih Lina, dengan alesan kasian samaLina, dan menganggap bahwa Lina lebih membutuhkan dirinya, dibanding Lara yang independen, sehat, dan serba bisa (Ih sumpah ya kalo nemu cowok kayak dr.Adrian pengen ngejitak da, ga tegas banget sih, heuhue). Akhirnya dr. Adrian dan Lina pun menikah, walopun diceritakan dr. Adrian lebih suka sama Lara. Tapi, di tengah alur novel, dr. Adrian menyesali keputusannya, ketika diketahui bahwa Lara yang sehat dan super independen itu nasibnya tidak berbeda jauh dengan saudara kembarnya. Lara dinyatakan terkena penyakit osteosarkoma (kanker tulang) ganas dan mengharuskan kakinya diamputasi.

Sudah ah, saya tidak akan membahas sinetronnya...>_<..

PAs baca bagian awal novel ini, saya merasa bahwa tokoh utama dalam novel tersebut begitu sempurna, terutama Lina, tapi setelah selesai membaca novel ini, saya yakin semua orang beranggapan sama dengan saya, yaitu tidak ada orang yang sempurna. Memang, kita sebagai manusia pasti ingin selalu terlihat sempurna dalam hal apapun, baik dalam berpenampilan, mengerjakan sesuatu, dll. Pokoknya, kita mengharapkan sesuatu tanpa cacat. Tapi, kalo dipikir-pikir, hal itu nggak mungkin banget terjadi sama seorang pun di dunia ini, karena masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan.

Thomas Alfa Edison, penemu lampu pijar, dibalik kejeniusannya, siapa sangka dia adalah tuna rungu.

Anton Jamaica Cafe, adalah contoh konkret lain, dia hanya mempunyai satu kaki dan satu tangan yang tidak sempurna. Tetapi, dia sangat pintar, pandai bernyanyi, dan pernah pula bermain sebagai tokoh utama dalam film besutan Garin Nugroho tahun 2001, yang berjudul Rembulan di Ujung Dahan. Dia juga berpikir bahwa Tuhan itu Maha Adil, memberi kekurangan dan kelebihan sama besarnya (Intisari, November 2005 : 104). Secara pribadi, saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan Anton, emang Tuhan itu memberi kekurangan dan kelebihan dengan kadar yang sama, tetapi jenisnya berbeda.

Salah satu senior saya, yang tetap mempunyai semangat tinggi untuk sekolah walaupun harus duduk di kursi roda.

Bahkan, kejadian terbaru hari ini pada saat saya pergi ke Pasar Baru, melihat seorang anak berkebutuhan khusus yang setia mengikuti Ibunya berbelanja, ketika ibunya berkata "cape ga?" dia denga tegas menjawab "tidak" dengan gesture menggeleng-gelengkan kepala, sedih ihhhh kalo ngeliat anak2 yang punya kekurangan fisik :((

Gak hanya kekurangan fisik yang ada pada diri manusia, nonfisik juga pastinya ada. Contohnya, kembali ke tokoh Lara, yang mempunyai sikap seenak perutnya dan tidak sabaran. Begitu pula dengan Lina yang digambarkan engeng, naif, dan sangat sensitif. Contoh lain soal cacat nonfisik mah ga usah ditanya lagi deh, introspeksi aja berapa kali kita musuhan ama temen ato ama pacar gara-gara kita bersikap sesuka hati?heu...

Bicara tentang kesempurnaan emang gakan ada habisnya, coba buka web tentang lirik lagu, search aja "perfect" di kriteria judul lagu, banyak banget hasilnya.
1.Simple Plan-perfect
2.Hannah Montana-Nobody's Perfect
3.Alanis Morrisette-Perfect
daaaaaan berpuluh lagu lainnya...

Ya udah lah yaaaaa, apapun kelebihan, terutama kekurangan yang kita punya haruslah kita terima dan syukuri aja karena gak ada satu manusia pun yang sempurna. terus inget juga, kekurangan yang kita punya jangan lantas jadi bikin kita minder. Kalo dipikir-pikir, ngapain juga kita minder? Padahal kan tiap hari kita juga ketemu sama orang-orang yang pastinya punya kekurangan juga, iya nggak?

Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Nggak usah protes sama kekurangan yang Tuhan kasih buat kita, karena ada kata bijak yang mengatakan "Jika Tuhan tidak memberikan yang kita inginkan, maka Dia memberikan apa yang kita butuhkan" :)

Tapi, satu hal, jika saya diberi kekurangan, musibah, ataupun kesulitan, saya ingin bersikap seperti tokoh Lara, tegar dan tidak mau dikasihani.

Alter Ego

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:38:00 AM 0 komentar

Reblog notes facebook, 23 Desember 2009

Gak tau kenapa, malem ini tiba-tiba jadi terflashback pada kurun waktu sekitar 11 tahun-an yang lalu, yaaa sekitaran taun 1998an.. Waktu itu, saya masih SD, tapi suka banget nonton sinetron, hahaha... Satu sinetron yang suka saya tonton kalo gak salah judulnya Janji Hati, tokoh-tokohnya ada Arnetta (Dian Nitami), Taufan (Ary Wibowo), Rivai (Adjie Massaid). Arnetta ini menikah dengan Taufan, tetapi sebelum nikah ama Taufan, dia terlebih dahulu nikah sama Rivai, tapi bercerai. Kenapa mereka bercerai? Pada saat pacaran sih mereka bahagia, awal-awal pernikahan pun begitu, tetapi lama-lama rivai selalu melakukan tindakan kekerasan terhadap Arnetta, dan tingkahnya itu hanya terjadi pada saat-saat tertentu.. akhirnya Arnetta pun meminta cerai karena setelah diselidiki, Rivai itu menderita kepribadian ganda/pemecahan kepribadian/alter ego.

Oia, sinetron Janji Hati in merupakan adaptasi dari dua novel karya Mira W, yang judulnya Deviasi dan Delusi. Tapi disini, saya gak akan membicarakan cerita sinetronnya, hahaha, tapi lumayan juga yah, 11 tahun berlalu, saya masih ingat secuil cerita sinetron tersebut.

Back to alter ego...
Menurut wikipedia, kepribadian ganda/pemecahan kepribadian/alter ego adalah suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ada satu orang yang memiliki pribadi lebih dari satu atau memiliki dua pribadi sekaligus. Kadang si penderita tidak tau bahwa ia memiliki kepribadian ganda, dua pribadi yang ada dalam satu tubuh ini juga tidak saling mengenal dan lebih parah lagi kadang-kadang dua pribadi ini saling bertolak belakang sifatnya.

Tiap orang itu, mendefinisikan dan memahami sesuatu itu pastinya berbeda-beda...
Kadang-kadang, entah mengapa saya mempunyai secuil sifat alter ego... Gak secara mutlak juga sihhh..
Apalagi katanya, orang libra (baca:saya) biasanya sangat plinplan..
Dan saya pun merasa seperti itu...
Kemudian saya merasa bahwa plinplan bisa dianalogikan segbagai kepribadian ganda, hahaha...

Kadang-kadang saya bisa sering menangis, kadang-kadang saya bisa menjadi orang yang kejam sekali...
Kadang-kadang saya bisa ramah tamah, tapi gak jarang pula saya ketus..
Kadang-kadang saya bisa appreciate sama orang lain, tapi kadang-kadang bisa juga menghujat orang..

Ataupun, mungkin sekedar karier...
Plan A: Saya ingin sekolah setinggi-tingginya, pergi ke luar negeri dan keliling dunia, pengen punya banyak uang agar saya bisa membeli segalanya dan memiliki segalanya, pengen mempunyai jabatan yang tinggi dalam karier...

Tapi, kadang-kadang juga saya hanya ingin melakukan hal lain
Plan B: sekolah gak usah tinggi-tinggi karena capek mikir terus, bekerja asal cukup untuk kehidupan sehari-hari, menikah dengan orang yang saya cintai dan tentunya mencintai saya, kemudian menjadi ibu rumah tangga saja, menikmati kehidupan dengan anak-anak, yang selalu ada ketika anak tumbuh, menyuapi makan, atau bahkan sekedar membungkuskan kado ulang tahun untuk anak saat ada temannya yang berulang tahun, pasti menyenangkan sekaliii :)

Ataupun, ketika saya dihadapkan pada pilihan hidup tinggal di kota mana..
Plan C: Saya ingin hidup di kota besar yang semua fasilitas tersedia, bisa mengikuti dan sering berbelanja dress-dress wanita feminin yang sangat saya sukai, menonton film bioskop terbaru, mengetahui teknologi terbaru, dan lain-lain...

Tapi, kadang-kadang terbesit juga hal lain..
Plan D: Hidup di desa yang jauh dari keramaian, sebagai contoh, adalah desa yang saya tinggali waktu KKN, Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi...
Jikalau saya menjadi warga disana, sudah dipastikan bahwa kehidupan sehari-hari saya hanya berkutat seputar belanja ke warung si uwa, memasak, kemudian pergi mengajar di SD Jaringao sampai siang hari, dan sisanya menikmati bersosialisi dengan warga desa^_^
PAsti menyenangkan sekali, hidup tenang jauh dari hiruk pikuk kota, pedulia amat dengan yang namanya teknologi, pokonya hidup bahagia dengan suami yang mungkin seorang guru juga, hahahahaha...

Heu, udah mulai ngacapruk...
Begini mungkin menjadi orang Libra, mempunyai sifat dan pikiran yang kadang bertolak belakang...
Kadang-kadang bahaya juga punya kepribadian ganda (baca:plinplan), bisa membuat kita gak punya pendirian..dan bisa gak fokus mencapai tujuan,heuheu...
Gakpapalah punya "kepribadian ganda" juga, asal kepribadian gandanya gak kayak Rivai, hahaha...

FAMILY (Father and Mother I Love You)

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:36:00 AM 0 komentar

Reblog notes facebook, 20 November 2009

Kasih sayang orang tua terhadap anak emang gak ada matinya..
Kasih sayang ke temen, malah bisa jadi musuhan..
Kasih sayang ke pacar, malah bisa jadi putus...
Kasih sayang ke suami, malah bisa jadi cerai..
Ada mantan temen..
Ada mantan pacar..
Bahakn ada mantan suami..
Tapi, satu hal, gak ada yang namyanya mantan anak atau mantan orang tua..

Di bangku kuliah, saya lumayan mendalami mata kulaih statistik. Dalam statistik disebutkan bahwa ketika kita melakukan penelitian, jumlah observasi itu harus sebanyak mungkin, agar bisa mendekati nilai yang sebenarnya (aduh punten kalo saya salah tangkep, berarti saya bego, heuhue), demikian pula ketiga mengolah hasil input data dan menjadikannya dalam persamaan regresi, observasi kita pun harus banyak, terutama jika menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), maka jumlah observasi yang dianggap "aman" adalah berjumlah 30.

Tapi, ya sudahlah, disini saya tidak akan memberikan perkuliahan statistik maupun ekonometrik, udah mabok, dan cukup di kelas aja, hihihi...
Back to kasih sayang orang tua... Sebenernya, banyak observasi yang menunjukkan bahwa kasih sayang orang tua itu gak ada matinya... Hanya saja, dalam waktu dua bulan terakhir ini, saya hanya menemukan dua observasi untuk membuktikan tentang hal tersebut, dan saya anggap dua observasi itu valid.

*Kejadian 16 November 2009
Pagi-pagi, sekitar pukul setengah 9, saya sudah capcus dari rumah yang berada di kawasan Bandung timur untuk menuju Bandung Electronic Center yang berada di pusat kota untunk men-service hape saya yang rusak. Saya sampai di BEC kurang lebih jam setengah 10, dan sialnya, BEC belum buka, huhuhu...
Sambil duduk menunggu di kursi depan BES, terdengar oleh saya percakapan Bapak (B) dan Ibu (I) yang juga sedang menunggu BEC buka, dan sepertinya mereka juga baru kenal, dan mereka pun mengobrol dengan bahasa sunda, maaf ya Pak, Bu, bukan maksud menguping, tapi atuh da kumaha deui da kedengeran, heuhue..
B : "Ibu, bukana BEC teh jam sabarahanya?"
(Ibu, kalo BEC bukanya jam berapa?)
I : "Duka Pak, saurna mah jam sapuluh.."
(Gatau juga Pak, katanya jam 10)
B : "Oh kitu, ibu bade aya priyogi naon ka BEC?"
(Oh gitu, Ibu ada perlu apa pergi ke BEC?)
I : "Ieu geura pun anak hapena ical, tos sabaraha kali, ayeuna bade meser deui, tos kapok ah ayeuna mah, upami Bapak aya priyogi naon?"
(Ini anak saya, hapenya ilang udah beberapa kali, sekarang mau beli lagi, tapi mau beli yang murah aja, da udah kapok ilang. Kalo Bapak, ada perlu apa ke BEC)
B : "Ieu geura pun anak, kamari teh cenah hoyong hape ieu (sambil menunjukkan hapenya), ku abdi teh tos dipeserkeun, ngan naha cenah, kamera na ngan 1 MP, hoyongna mah pun anak teh 2 MP"
(Ini anak saya, kemaren teh pengen hape ini, sama saya udah dibeliin, tapi kenapa dia jadi komplain, gara-gara hape ii berkamera 1MP, nah anak saya pengen nya 2MP)

Sudah membaca sodara2 dialog singkat di atas?
Wew, si Bapak itu niat sekali datang pagi-pagi ke BEC hanya untuk menukarkan handphone dengan handphone yang lebih bagus lagi demi anaknya. mungkin saja si Bapak tersebut mempunyai opportunity cost dengan mengorbankan waktu kerja demi anaknya, huhu.. Padahal menurut saya, anaknya aja yang gak tau diri.. Udah minta hati malah mau jantung, huhu...

*Kejadian 19 Desember 2009
Saya ingin memanjakan diri, oleh karena itu saya berniat untuk pergi ke salon, jadi lah saya pergi ke salon. Kemudian, pada saat saya sedang berada di salon, datanglah seorang bapak2 (B) yang menanyai Ibu Salon (I)
B : "Bu, mau nanya, kalo dibonding berapa jam ya? anak saya mau dibonding.. Terus biayanya berapa?"
I : "Kira-kira 3 jam-an lah Pak,Biayanya sekitar 350an, tapi tergantung jenis rambutnya dulu.."
B : "Jenis rambut anak saya ikal, sebahu gitu lah Bu.."
I :" Iya Pak, makanya bawa dulu aja anaknya kesini, tar saya liat, kalo emang misalkan rambutnya tipis, mungkin bisa kurang dari 350 ribu."
B : "Iya Bu entar saya bawa anak saya kesini kalo udah pulang sekolah.. Dia tu kemaren dipotong di salon baru, tapi gagal, kurang memuaskan gitu deh Bu, jadi sekarang suka nangis-nangis..."
I : "Oh anaknya masih sekolah PAk? Kelas Berapa Pak?"
B :" Kelas 1 SD.."

Wkwkwk...Buset deh kelas 1 SD udah pengen direbonding>_<

See, dua observasi yangtidak sengaja saya temukan tersebut telah menunjukkan bahwa kasih sayang orang tua gak ada matinya, orang tua akan rela melakukan apapun demi anaknya, huhu jadi sedihT_T
Dua observasi tersebut hanya sepersekian persen untuk menggambarkan kasih sayang orang tua, mereka melakukan apapun yang mereka bisa demi anaknya, padahal dua observasi tersebuat di atas rada-rada konyol juga sih sebagai anak, hehue..
Saya yakin kamu juga menemukan kasih sayang orang tuamu terhadapmu kan?
So..Love ur parents as a family..
Because Family is (F)ather (A)nd (M)other (I) (L)ove (Y)ou..

Ngantuk ah,,,tidur dulu, judul ama isi ga koheren, hihi, baelah, bukan pelajaran bahasa Indonesia inih, hihi...

Dependable

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:34:00 AM 0 komentar
Reblog Notes facebook 22 November 2009

iDescribe...

Yup, iDescribe...

Bukan nama makanan, bukan nama cowok cakep, atau bukan juga penyakit ganas yang sudah menjadi endemik di suatu daerah...

Tau kan? itu tuh aplikasi facebook yang menawarkan kita untuk describing someone by 5 words... Ya, ada macem-macem pilihannya... Cute, clever, knowleadgable, silly, shy, sensible, sentimental, caring, dan lain-lain...

Suatu saat, saya membuka facebook, ketika saya membuka notificationnya, saya lihat ada dua teman kuliah saya yang memberi iDescribe pada saya. Saya pun membukanya, tidak sabar ingin mengetahui penilaian mereka terhadap saya. Kemudian, saya baca 5 kata penilaian untuk saya, dan saya tertegun ketika melihat satu kata, yaitu:

DEPENDABLE

Tau artinya?
Menurut kamus Inggris-Indonesia (John M. Echols dan Hassan Shadily:173), dependable merupakan sebuah kata sifat, yang artinya dapat dipercayai atau diandalkan.

Begitu teman-teman saya menilai hal itu terhadap saya, saya tertegun sejenak. Saya berpikir di kampus kami tidaklah dekat, em, ralat denk, dekat sih dekat, cuma gimana ya, kita kayaknya ga punya kontak batin yang kuat sebagai sahabat, halah...Ya bingung siy, sering juga siy berinteraksi dengan kedua teman yang ini, kadang-kadang kalo lagi "kejebak" bersama, suka juga curhat ko... Tapi ya gak intens aja...

Entah mengapa mereka menilai saya "dependable", entah mungkin beneran, entah salah ngeklik, entah hanya basa-basi, hihihi... Tapi, saya sangat senang dinilai "dependable" oleh dia... Sungguh amat sangat senang sekali... (pemborosan kata dalam bahasa Indonesia, tidak sesuai dengan EYD, dan jangan dituruti, hihihi...)

Tebak kenapa saya sangat senang?
Saya pikir, orang yang ga terlalu dekat dengan saya saja bisa mempercayai saya...
Padahal, beberapa orang terdekat saya saja rasanya ada yang tidak mempercayai saya, selalu menyembunyikan sesuatu pada saya, menutup-nutupi sesuatu pada saya...
Memang, ada beberapa hal yang gak bisa diceritakan..

Tapi, jika menyembunyikan yang satu itu (dan beberapa hal lain yang harusnya diceritakan) sangatlah SUCKS...

Orang terdekat saya menganggap saya tidak dependable.
Sedangkan orang yang tidak terlalu dekat menganggap saya dependable.
SUNGGUH IRONI.

Conditional Love

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:32:00 AM 0 komentar
Reblog notes facebook 21 November 2009

Refresh your mind...

CONDITIONAL
Type 1 (open condition)
Form: Present Perfect in 'if' clause + Subject + will/shall/can/may + Verb in main clause
Example: If he loves her, he will marry her.

Type 2 (improbable or imaginary condition)
Form : Simple Past in 'if' clause + Subject + would/should/could/might + Plain infinitive (verb)
Example: If I had money, I could study in America.

Type 3 (unfulfilled condition)
Form: Past Perfect in 'if' clause + Subject + would/should/could/might + have + Past Participle in main clause
Example: If you had resigned the job, you would have faced several financial troubles.

Udah inget sama rumus conditional di atas?
Selama kita sekolah atau kuliah Bahasa Inggris, pasti pernah lah dicekokin sama rumus conditional itu. jujur aja, saya sempet lupa, kemaren-kemaren baru inget lagi setelah saya dan pacar saya belajar bareng karena mau ujian bahasa Inggris, hihihi... jadi deh inget lagi, walopun sampe sekarang, tetep aja suka terjebak sama bentuk soal conditional kalo pas test TOEFL ato TOEIC, hehehe...

Udah ah, gakan ngasih pelajaran bahasa Inggris juga siy, hehehe...
Gara-gara inget rumus conditional ini, jadi keingetan sesuatu...
Dulu, saya pernah membaca artikel di majalah Intisari yang judulnya Conditional Love, tapi sayangnya lupa edisi berapa, bulan apa, terus halamn berapa, dan saya yakin jika tulisan ini adalah skripsi, sudah pasti saya akan dicerca abis oleh penguji karena saya lupa mencantumkan daftar pustaka.hihihi...
Back to topic ah, artikel tersebut menceritakan tentang seorang remaja Inggris yang bernama Melissa Butler. Dia sangat depresi karena orang tuanya selalu menuntut dia agar memperoleh nilai akademik ayng tinggi. Gadis ber-IQ 178 ini (wew, gede banget, emag batas tertinggi IQ berapa siy?jujur saya tidak tahu, hehe) merasa bosan dan tidak bahagia dengan perlakuan da tuntutan orang tuanya. Yang di apikirkan saat itu hanyalah bagaimana menjadi orang pintar secara akademis sehingga orang tua dapat menyayanginya. Akibat rasa tertekan itulah, ia melakukan tindakan ekstrem sebagai penari striptease. Dia merasa lebih berbahagia dengan menjadi stripper karena di adapat melakukannya tanpa tekanan, heuheuheu...

Kasus Melissa di atas menurut majalah Intsari tersebut merupakan "korban" dari conditional love atau cinta bersyarat. Cinta yang bersyarat tersebut artinya rasa cinta atau kasih sayang yang diberikan kepada seseorang kalau orang tersebut dapat memenuhi keinginan orang yang menyaratkannya.

Hmmmm, gimana ya... Emang siy, menurut saya pun conditional love dapat terjadi dimana aja, tidak terkecuali di rumah atau keluarga. Ya itu tadi, contoh kasus Melissa itu adalah contoh cinta bersyarat yang terjadi di lingkungan keluarga, yang notabenenya merupakan media sosialisasi pertama sejak kita lahir. Kadangkala, ada sebagian orang tua yang 'hanya' menyayangi anaknya setelah anaknya itu mendapat nilai akademik serta prestasi yang membanggakan.

Conditional love juga bisa terjadi di tempat lain, yaitu sekolah. Saya rasa conditional love yang terjadi di sekolah tidak berbeda jauh dengan yang terjadi di rumah. Kadanga-kadang, ada sebagian guru yang memberikan kasih sayang lebih banyak terhadap murid-murid yang labelnya pintar. Sedangkan pada anak yang cenderung 'bodoh', sikap para guru sepertinya biasa saja, bahkan terkesan cuek.

Di kalangan teman sepermainan dan dunia pacar-pacaran pun, conditional love pun tidak mau ketinggalan. Ada kalanya, seseorang mencari teman dan hanya mau berteman ketika si teman dapat memberikan keuntungan bagi dirinya. Misalkan kita akan mau menjadi teman atau pacarnya ketika teman/pacar kita memberikan benefit terhadap kita, misalkan materi a.k.a. uang, heuhue...

Jika ditilik-tilik lebih dalam lagi, kehidupan duniawi yang kita alami tidak jauh dengan apa yang namanya syarat, tidak hanya cinta ataupun kasih sayang. Segala sesuatu yang kita lakukan haruslah memenuhi syarat, sebagai contoh:
*Ketika kita memasuki dunia sekolah, kita harus memenuhi persyaratan administratif maupun persyaratan akademik yang telah ditentukan.
*Ketika kita memasuki dunia kerja dan ingin masuk ke sebuah perusahaan, kita harus memenuhi kulaifikasi yang telah ditentukan.
*Ketika kita mengajukan kredit ke bank, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
- 5C : character, capacity, collateral, capital, condition of economy
- 3R : returns, repayment, risk and bearing ability
See? begitu dunia ini dipenuhi dengan syarat, heuheuheu...

Ya, begitulah, conditional love ada dimana-mana. Tapi, saya yakin sesuatu hal itu terdapat sisi positif dan sisi negatif. Satu sisi, conditional love emang jelek, tapi ya hadepin dengan nyantei aja, yang penting jangan ampe depresi kayak Melissa, hihihi... Tapi di sisi lain, 'conditional love' yang dilakukan orang tua pda kita jga ga ada salahnya kok, sikap orang tua yang kayak gitu bisa menjadikan anaknya pinter, asal caranya aja bener. Terus, conditional love yang dilakukan oleh ortu dan guru juga bisa jadi merupakan hadiah karena kita udah rajin belajar dan jadi pinter, hehehe...

Tapiiii, kayaknya conditional love ini ga bagus deh kalo diaplikasikan dalam cari temen atau cari pacar, heuheue... Nyari teman, sahabat, maupun pacar kayaknya lebih indah deh kalo dilandasi rasa tulus dan tanpa cinta bersyarat. Lagian conditional love dalam hal ini kayaknya ga bagus dan berefek multiplier negatif yang sangat besar, sama kayak efek negatif dari korupsi terhadap penerimaan pajak pemerintah, heuheuheu...

Hemmm, walopun di sekeliling kita penuh dengan cinta bersyarat, ada lho satu hal yang ga mengandung cinta bersyarat...

coba tebak?


Apa coba?


Yup, jawabannya adalah Allah SWT... Dia yang Maha Sempurna...


Tuhan itu ikhlas kan menyayangi semua umat-Nya tanpa terkecuali?

10 tanda-tanda bila kamu dicintai orang :)

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:29:00 AM 0 komentar
(reblog notes facebook, 18 November 2009)

Yup, tulisan itulah yang secara tidak sengaja saya temukan di notes kecil yang selalu saya bawa kemana-mana setiap hari, entah kapan saya menulisnya, entah darimana saya mendapatkannya, yang jelas, beberapa baris tulisan itu sudah terukir di atas notebook saya. Gada salahnya, jika tulisan yang tertera dalam notes itu dishare, lagipula akhir-akhir ini lagi mulai mem-blog kembali, sekalian ngisi waktu, dari pada dini hari gini gabisa tidur, gara-gara insomnia yang melanda setelah hampir dua bulan melakukan kkn (oh my gosh, i'm really confused whether i should hate or like kkn, heuheu...)

Daaaaan, 10 tanda-tanda bila kamu dicintai orang adalaaaaah:

Pertama, Dia ga bisa ngasih alesan cinta sama kamu.
Well, emang cinta tu ga diundang, dan kadang-kadang bisa pergi tanpa jejak. tapi, memang, ketika kita mencintai seeorang, kita gak tau kenapa kita bisa suka ataupun cinta ama dia, halah so' tau gini...

Kedua, "asal kamu senang dan bahagia"...
Kita akan melakukan apapun asalkan orang yang kita cintai bahagia, termasuk berbohong mungkin (dalam arti positif, bukan dalam arti ngibulin pacar, heuheu). Contoh niy, ketika kita lagi cape/sakit, terus pacar kita nanya "kamu cape/sakit ya?", kalo pacar kita emang cinta ama kita pasti bakalan bilang "gak ko, gapapa... "
See? begitu dahsyatnya cinta, sampai-sampai rela membuat orang berbohong demi membuat pasangannya tidak khawatir, senang, dan bahagia.

Ketiga, menerima apa adanya.
KEtika kita dicintai seseorang, pasti dia menerima kita apa adanya (baca:kekurangan), baik itu sifat jelek, kekurangan fisik, sekalipun kita menjadi lumpuh ataupun seandainya kita tidak bisa memberikan anak untuk dia di suatu hari nanti... halah sinetron banget, tapi percayalah, dunia ini sebetulnya lebih kejam dari sekedar sinetron ataupun pementasan drama teater, heuheu... jadi teringat ucapan kedua orang teman saya, yang kebetulan sama2 berinisial R (guess who?:D) ketika terdapat dialog seperti d bawah ini
C : "R, sendainya suatu hari entar kamu punya istri, trus istri kamu gak bisa punya anak, kamu bakal gimana?"
R1 : "Jika memang wanita itu adalah orang yang sangat saya cintai, it's ok, ga masalah"
sedangkan teman saya yang satu lagi menjawab
R2 : "Menikah itu bukan suatu kewajiban untuk mempunyai anak, if u love a woman, then love as the way she is".
Mungkin bagi beberapa orang, jawaban kedua teman saya yang berinisial R ini amat sangat klise... tapi bagi saya? jawaban itu adalah jawaban yang tegas, tidak bertele-tele, dan tepat sasaran. Good job Mr. Rizaldy dan Mr. Rinaldi (yah, terus buat apa dunk pake inisial?ahahaha)... perkataan kalian menunjukkan bahwa kalian sangat mencintai (calon) pendamping anda... :D

Keempat, ingin tau semua kegiatan kamu...
Kalo pacar kamu ga interest sama kegiatan yang kamu lakukan, berarti rasa cinta pacar terhadap kamu patut dipertanyakan :D
Pokonya di apengen tahu semua tentang kamu, yang intinya adalah "seem to understand, know just who you are"

Kelima, selalu ngasih ucapan "sederhana", seperti ngesms atau menelepon cuma ingin mengucapkan "Met pagi", atau "semangat ya kuliahnya", and whatever...
Simple, but meaning...

Keenam, Inget tiap kejadian saat bersama
Ketika memang pacar kamu sangat cinta sama aku, pasti dia akan ingat kejadian-kejadian bersama kamu, hal ini mengindikasikan bahwa kejadian bersama kamu sangatlah menyenangkan..
JAdi inget teori "psychological time" nya Albert Einstein, "Ketika kamu duduk di atas kompor selama 2 menit, hal itu terasa seperti 2 jam. Tetapi ketika kamu menghabiskan waktu dengan gadis yang kamu sayangi selama 2 jam, hal itu terasa seperti 2 menit"
Nyambung ga siy perumpamaannya? tau ah pusing, udah dini hari niy, pikiran udah kemana-mana, heuheu...

Ketujuh, Inget kata-kata yang kamu ucapkan
Ketika ada orang yang selalu mengingat kata-kata yang kamu ucapkan, bisa jadi itulah salah satu indikasi orang itu sayang sama kamu. kecuali emang pacar kamu pelupa, yah, kumaha deui eta mah, heuheu...

Kedelapan, Belajar suka dengan kesukaan kamu
Bila ada seseorang yang suka dengan kesukaanmu, bisa jadi dia cinta lho ama kamu, hahaha sotoy gini... ya iyalah, kalo ga cinta, ngapain coba berjam-jam nonton film action padahal ga ngerti sama sekali tu film, heuheuheu...

Kesembilan, Selalu ngirim sms dan mengingatkan untuk makan, mengingatkan minum obat saat kita sakit, dan lain-lain...
Wajar lah yah ini mah, seorang temen aja wajar ngirim sms kayak gini, masa orang yang lebih dari temen enggak...

Last but not least, menunggu...
Entahlah apa arti kata mennggu disini...
Analoginya mungkin gini deh, ada seseorang teman saya yang keterima kerja di Departemen Luar negeri... Gosip-gosipnya niy, di Deplu gitu ga boleh nikah berapa ampe berapa tauuun gitu, tapi cowo temen saya tetep aja mau nunggu dia... so swiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit... :)

Jika pacar kamu mempunyai kesepuluh tanda-tanda diatas, maybe you have a perfect boyfriend or girlfriend :)

Tapi, cuma kamu sendiri yang bisa menilainya...

Dari sini kamu bisa tau sedikit tanda-tanda apakah orang cinta, sayang, serta care ama kamu... dan mungkin bisa pula mengukur derajat CUEKnya pacar kamu...

Ngantuk ah... ZZzzZzzzZZzzz...

Tulisan ini dibuat antara sadar dan tidak sadar, lagi melankolis juga, heuheuheu... :)
Cuma sekedar iseng coret2an aja, bukan suatu karya sastra, serta hanya ingin menyalurkan keinginan untuk menjadi jurnalis yang tidak tercapai.. :)

Silly...

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:24:00 AM 0 komentar
Ya Alloh, lindungi hamba...
KEnapa hamba harus diketemukan dengan orang seperti itu?
So' banget sih, tapi silly...
Merasa paling benar...
Merasa paling pinter...
Merasa paling tau segalanya...
Ya Alloh, jauhkan aku dari diaaa...
Awal-awal sabar, lama-lama udah kelewatan...
 

duniachitra Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review