Saturday, June 4, 2011

Conditional Love

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:32:00 AM
Reblog notes facebook 21 November 2009

Refresh your mind...

CONDITIONAL
Type 1 (open condition)
Form: Present Perfect in 'if' clause + Subject + will/shall/can/may + Verb in main clause
Example: If he loves her, he will marry her.

Type 2 (improbable or imaginary condition)
Form : Simple Past in 'if' clause + Subject + would/should/could/might + Plain infinitive (verb)
Example: If I had money, I could study in America.

Type 3 (unfulfilled condition)
Form: Past Perfect in 'if' clause + Subject + would/should/could/might + have + Past Participle in main clause
Example: If you had resigned the job, you would have faced several financial troubles.

Udah inget sama rumus conditional di atas?
Selama kita sekolah atau kuliah Bahasa Inggris, pasti pernah lah dicekokin sama rumus conditional itu. jujur aja, saya sempet lupa, kemaren-kemaren baru inget lagi setelah saya dan pacar saya belajar bareng karena mau ujian bahasa Inggris, hihihi... jadi deh inget lagi, walopun sampe sekarang, tetep aja suka terjebak sama bentuk soal conditional kalo pas test TOEFL ato TOEIC, hehehe...

Udah ah, gakan ngasih pelajaran bahasa Inggris juga siy, hehehe...
Gara-gara inget rumus conditional ini, jadi keingetan sesuatu...
Dulu, saya pernah membaca artikel di majalah Intisari yang judulnya Conditional Love, tapi sayangnya lupa edisi berapa, bulan apa, terus halamn berapa, dan saya yakin jika tulisan ini adalah skripsi, sudah pasti saya akan dicerca abis oleh penguji karena saya lupa mencantumkan daftar pustaka.hihihi...
Back to topic ah, artikel tersebut menceritakan tentang seorang remaja Inggris yang bernama Melissa Butler. Dia sangat depresi karena orang tuanya selalu menuntut dia agar memperoleh nilai akademik ayng tinggi. Gadis ber-IQ 178 ini (wew, gede banget, emag batas tertinggi IQ berapa siy?jujur saya tidak tahu, hehe) merasa bosan dan tidak bahagia dengan perlakuan da tuntutan orang tuanya. Yang di apikirkan saat itu hanyalah bagaimana menjadi orang pintar secara akademis sehingga orang tua dapat menyayanginya. Akibat rasa tertekan itulah, ia melakukan tindakan ekstrem sebagai penari striptease. Dia merasa lebih berbahagia dengan menjadi stripper karena di adapat melakukannya tanpa tekanan, heuheuheu...

Kasus Melissa di atas menurut majalah Intsari tersebut merupakan "korban" dari conditional love atau cinta bersyarat. Cinta yang bersyarat tersebut artinya rasa cinta atau kasih sayang yang diberikan kepada seseorang kalau orang tersebut dapat memenuhi keinginan orang yang menyaratkannya.

Hmmmm, gimana ya... Emang siy, menurut saya pun conditional love dapat terjadi dimana aja, tidak terkecuali di rumah atau keluarga. Ya itu tadi, contoh kasus Melissa itu adalah contoh cinta bersyarat yang terjadi di lingkungan keluarga, yang notabenenya merupakan media sosialisasi pertama sejak kita lahir. Kadangkala, ada sebagian orang tua yang 'hanya' menyayangi anaknya setelah anaknya itu mendapat nilai akademik serta prestasi yang membanggakan.

Conditional love juga bisa terjadi di tempat lain, yaitu sekolah. Saya rasa conditional love yang terjadi di sekolah tidak berbeda jauh dengan yang terjadi di rumah. Kadanga-kadang, ada sebagian guru yang memberikan kasih sayang lebih banyak terhadap murid-murid yang labelnya pintar. Sedangkan pada anak yang cenderung 'bodoh', sikap para guru sepertinya biasa saja, bahkan terkesan cuek.

Di kalangan teman sepermainan dan dunia pacar-pacaran pun, conditional love pun tidak mau ketinggalan. Ada kalanya, seseorang mencari teman dan hanya mau berteman ketika si teman dapat memberikan keuntungan bagi dirinya. Misalkan kita akan mau menjadi teman atau pacarnya ketika teman/pacar kita memberikan benefit terhadap kita, misalkan materi a.k.a. uang, heuhue...

Jika ditilik-tilik lebih dalam lagi, kehidupan duniawi yang kita alami tidak jauh dengan apa yang namanya syarat, tidak hanya cinta ataupun kasih sayang. Segala sesuatu yang kita lakukan haruslah memenuhi syarat, sebagai contoh:
*Ketika kita memasuki dunia sekolah, kita harus memenuhi persyaratan administratif maupun persyaratan akademik yang telah ditentukan.
*Ketika kita memasuki dunia kerja dan ingin masuk ke sebuah perusahaan, kita harus memenuhi kulaifikasi yang telah ditentukan.
*Ketika kita mengajukan kredit ke bank, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
- 5C : character, capacity, collateral, capital, condition of economy
- 3R : returns, repayment, risk and bearing ability
See? begitu dunia ini dipenuhi dengan syarat, heuheuheu...

Ya, begitulah, conditional love ada dimana-mana. Tapi, saya yakin sesuatu hal itu terdapat sisi positif dan sisi negatif. Satu sisi, conditional love emang jelek, tapi ya hadepin dengan nyantei aja, yang penting jangan ampe depresi kayak Melissa, hihihi... Tapi di sisi lain, 'conditional love' yang dilakukan orang tua pda kita jga ga ada salahnya kok, sikap orang tua yang kayak gitu bisa menjadikan anaknya pinter, asal caranya aja bener. Terus, conditional love yang dilakukan oleh ortu dan guru juga bisa jadi merupakan hadiah karena kita udah rajin belajar dan jadi pinter, hehehe...

Tapiiii, kayaknya conditional love ini ga bagus deh kalo diaplikasikan dalam cari temen atau cari pacar, heuheue... Nyari teman, sahabat, maupun pacar kayaknya lebih indah deh kalo dilandasi rasa tulus dan tanpa cinta bersyarat. Lagian conditional love dalam hal ini kayaknya ga bagus dan berefek multiplier negatif yang sangat besar, sama kayak efek negatif dari korupsi terhadap penerimaan pajak pemerintah, heuheuheu...

Hemmm, walopun di sekeliling kita penuh dengan cinta bersyarat, ada lho satu hal yang ga mengandung cinta bersyarat...

coba tebak?


Apa coba?


Yup, jawabannya adalah Allah SWT... Dia yang Maha Sempurna...


Tuhan itu ikhlas kan menyayangi semua umat-Nya tanpa terkecuali?

0 komentar:

Post a Comment

 

duniachitra Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review