Saturday, June 4, 2011

Perfectly Perfect

Diposkan oleh Chitra Lisyalaras di 6:40:00 AM

Reblog notes facebook 3 Juli 2010

Terinspirasi ketika membuka FB beberapa hari yang lalu, ada salah satu notifikasi....

XXX likes your notes "Conditional Love"

saat itu, saya hanya tersenyum, dan saya hanya berpikir "Oh, masih ada juga ternyata yang menyukai tulisan saya, padahal notes itu kan udah lama juga"

kemudian, berlanjut ketika malam hari saya terlibat chatting di yahoo messenger dengan si xxx yang telah membuat FB saya mengeluarkan notifikasi...

xxx : "Chit, kalo kamu bikin notes lagi, tag-in saya yaaaaa"
saya: "oke deeeeeh"

gara-gara kejadian ituuuu, jadi pengen nulis lagiiiii :)

Flashback yuuuu ke sekitar tahun 1997, 1998, ampei 1999an, kalo ga salah, zaman-zaman itu lagi banyak banget sinetron-sinetron Indonesia yang merupakan adaptasi dari novel penulis lokal, diantaranya:
1. Sinetron Karmila, adaptasi dari novel Marga T, dengan judul Karmila.
2. Sinetron Jangan Ucapkan Cinta, adaptasi dari novel Mira W, dengan judul Jangan Ucapkan Cinta pula.
3. Sinetron Ketika Cinta Harus Memilih, adaptasi dari novel Mira W, dengan judul Ketika Cinta Harus Memilih.
4. Sinetron Janji Hati, adaptasi dari dua novel Mira W, dengan judul Deviasi dan Delusi.
5. Dan banyak lagiiiii, saya lupa dan tidak hapal semua... :)

Tapi dari list-list di atas, edan juga ya, saya masih hapal juga, menandakan bahwa ingatan saya kuat, hihi, dan menandakan bahwa pada saat SD saya merupakan penggemar sinetron...hahaha...
Dan saya ingat, saya memakai novel nomor 3 untuk tugas Bahasa Indonesia pada saat kelas 3 SMP untuk tugas membuat resensi novel :)
Tapi, ada satu sinetron hasil adaptasi novel yang sangat saya sukai, judul sinetron itu adalah Cinta Dara Kembar, adaptasi dari novel Mira W, dengan judul Jangan Pergi, Lara. Sinetron tersebut tayang setiap Sabtu malam, pemerannya itu Fitri Handayani, Adjie Pangestu, Sandy Nayoan, saya tidak pernah absen menonton, hihihihi, abis rame :D Sinetronnya sedih, lucu juga, tapi banyak hikmah yang bisa saya ambil (gaya bener anak SD bisa berpikiran kayak gitu, haha...)
Singkat kata, snetron pun berjalan, dan tamat deh dengan segala kepiluannya, huhu...
waktu pun berlalu sampei berganti tahun demi tahun...

Suatu saat, ketika tahun 2004, saya menonton film di bioskop, masih inget ko, judulnya "30 hari mencari cinta", hihihi... Udah nonton, saya menyempatkan untuk mengunjungi toko buku, dan, disitu saya liat, ada sebuah novel Mira W berjudul Jangan Pergi, Lara, dengan cover berwarna merah dan tulisan "edisi yang diperbaharui"

Saya langsung flashback inget sinetron itu...

But as always, time stops for a nanosecond and flies again :)

Real time back... :)
Saya langsung membeli novel itu, terus membacanya dan selesei hari itu juga...

Di novel tersebut, dikisahkan ada dua anak perempuan kembar, yang satu namanya Lara, mahasiswi fakultas kedokteran, digambarkan sebagai sosok yang penampilannya cerdas bebas, pinter, serba bisa, tegar, tidak mau dikasihani, blak-blak-an, sedangkan saudarinya, Lina, digambarkan sebagai pribadi yang anggun, feminin, cantik, rambutnya hitam, panjang, dan indah, bersuara merdu, dan masih sederet pujian lainnya, tapi dia mempunyai penyakit jantung sejak kecil sehingga Lina cenderung dimanja, dan keluarganya terutama Ibunya cenderung menomorduakan Lara.

Lara mempunyai pacar, yaitu dr. Adrian, tapi diem-diem Lina juga sebenernya suka sama dr. Adrian. Ibu Lara dan Lina, cenderung menginginkan dr. Adrian menikah dengan Lina, akhirnya dr. Adrian pun lebih memilih Lina, dengan alesan kasian samaLina, dan menganggap bahwa Lina lebih membutuhkan dirinya, dibanding Lara yang independen, sehat, dan serba bisa (Ih sumpah ya kalo nemu cowok kayak dr.Adrian pengen ngejitak da, ga tegas banget sih, heuhue). Akhirnya dr. Adrian dan Lina pun menikah, walopun diceritakan dr. Adrian lebih suka sama Lara. Tapi, di tengah alur novel, dr. Adrian menyesali keputusannya, ketika diketahui bahwa Lara yang sehat dan super independen itu nasibnya tidak berbeda jauh dengan saudara kembarnya. Lara dinyatakan terkena penyakit osteosarkoma (kanker tulang) ganas dan mengharuskan kakinya diamputasi.

Sudah ah, saya tidak akan membahas sinetronnya...>_<..

PAs baca bagian awal novel ini, saya merasa bahwa tokoh utama dalam novel tersebut begitu sempurna, terutama Lina, tapi setelah selesai membaca novel ini, saya yakin semua orang beranggapan sama dengan saya, yaitu tidak ada orang yang sempurna. Memang, kita sebagai manusia pasti ingin selalu terlihat sempurna dalam hal apapun, baik dalam berpenampilan, mengerjakan sesuatu, dll. Pokoknya, kita mengharapkan sesuatu tanpa cacat. Tapi, kalo dipikir-pikir, hal itu nggak mungkin banget terjadi sama seorang pun di dunia ini, karena masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan.

Thomas Alfa Edison, penemu lampu pijar, dibalik kejeniusannya, siapa sangka dia adalah tuna rungu.

Anton Jamaica Cafe, adalah contoh konkret lain, dia hanya mempunyai satu kaki dan satu tangan yang tidak sempurna. Tetapi, dia sangat pintar, pandai bernyanyi, dan pernah pula bermain sebagai tokoh utama dalam film besutan Garin Nugroho tahun 2001, yang berjudul Rembulan di Ujung Dahan. Dia juga berpikir bahwa Tuhan itu Maha Adil, memberi kekurangan dan kelebihan sama besarnya (Intisari, November 2005 : 104). Secara pribadi, saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan Anton, emang Tuhan itu memberi kekurangan dan kelebihan dengan kadar yang sama, tetapi jenisnya berbeda.

Salah satu senior saya, yang tetap mempunyai semangat tinggi untuk sekolah walaupun harus duduk di kursi roda.

Bahkan, kejadian terbaru hari ini pada saat saya pergi ke Pasar Baru, melihat seorang anak berkebutuhan khusus yang setia mengikuti Ibunya berbelanja, ketika ibunya berkata "cape ga?" dia denga tegas menjawab "tidak" dengan gesture menggeleng-gelengkan kepala, sedih ihhhh kalo ngeliat anak2 yang punya kekurangan fisik :((

Gak hanya kekurangan fisik yang ada pada diri manusia, nonfisik juga pastinya ada. Contohnya, kembali ke tokoh Lara, yang mempunyai sikap seenak perutnya dan tidak sabaran. Begitu pula dengan Lina yang digambarkan engeng, naif, dan sangat sensitif. Contoh lain soal cacat nonfisik mah ga usah ditanya lagi deh, introspeksi aja berapa kali kita musuhan ama temen ato ama pacar gara-gara kita bersikap sesuka hati?heu...

Bicara tentang kesempurnaan emang gakan ada habisnya, coba buka web tentang lirik lagu, search aja "perfect" di kriteria judul lagu, banyak banget hasilnya.
1.Simple Plan-perfect
2.Hannah Montana-Nobody's Perfect
3.Alanis Morrisette-Perfect
daaaaaan berpuluh lagu lainnya...

Ya udah lah yaaaaa, apapun kelebihan, terutama kekurangan yang kita punya haruslah kita terima dan syukuri aja karena gak ada satu manusia pun yang sempurna. terus inget juga, kekurangan yang kita punya jangan lantas jadi bikin kita minder. Kalo dipikir-pikir, ngapain juga kita minder? Padahal kan tiap hari kita juga ketemu sama orang-orang yang pastinya punya kekurangan juga, iya nggak?

Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Nggak usah protes sama kekurangan yang Tuhan kasih buat kita, karena ada kata bijak yang mengatakan "Jika Tuhan tidak memberikan yang kita inginkan, maka Dia memberikan apa yang kita butuhkan" :)

Tapi, satu hal, jika saya diberi kekurangan, musibah, ataupun kesulitan, saya ingin bersikap seperti tokoh Lara, tegar dan tidak mau dikasihani.

2 komentar:

Malita said...

Knp nggk dilanjutin sinopsis novel atw sinetronnya sist?dlu ak liat saat msh sd. Blm begitu mudeng,cuma nyantol dkit.tp ttp yakin kl sinetron n novelnya bagus

Chitra Lisyalaras said...

Hehehe, belom sempet sist. Lagian ini blog dibikin waktu masih kuliah, trus lupa-lupa inget juga seinetronnya, soalnya dulu masih SD juga. Cuma pas baca novelnya pas SMA, ada perbedaan cerita sih antara novel sama sinetron, dari judul, bahkan endingnya. Tapi aku setuju sist, sinetron dan novelnya emang bagus, keduanya bikin aku nangis mengharu biru T_T

Post a Comment

 

duniachitra Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review